Delicate, Delightful, Delicious
~A Blog

Saturday, January 05, 2008

Dari Naruto Sampai Kairo

Saya benar-benar terbelalak saat anak tetangga yang umurnya belum genap 5 tahun ngobrol nyerocos tentang Naruto sama kakaknya yang baru kelas 3 SD. Bukan tentang ceritanya, tapi sangat menarik saat saya amati mereka mengucapkan istilah-istilah dan nama-nama tokoh dalam bahasa Jepang dengan lancar. Oh ya, saya lupa menyebut kalau mereka perempuan!

Iseng, saya coba masuk ke obrolan mereka.

“Hmm, kalo Mas Radon sih paling suka sama Neji. Jurusnya keren. Apalagi pas berantem sama yang laba-laba itu …”

Ternyata memang langsung ditanggapi sama mereka. “Tapi Neji masih kalah sama Naruto,” cerocos yang kecil.

“Oh iya, itu namanya Byakugan. Tapi jurusnya yang paling keren itu ya Hakke Rokuju Yonsho. Itu artinya apa, Mas?”

Walah, saya bahkan lupa kalau nama jurusnya itu. Artinya? Boro-boro saya tahu.

Di lain kesempatan, saya juga sempat bertemu dengan sekelompok anak-anak yang beda umur. Ada seorang anak SMA kelas 1, seorang anak SMP, dan sisanya kebanyakan SD. Dan Naruto lah yang bisa membawa mereka yang beda-beda itu—juga termasuk saya—ke dalam satu frekuensi obrolan. Kalau diamati, mungkin saat itu terlihat begitu lucu. Anak SD sampai yang kuliah di tahun terakhir membentuk lingkaran dan ngobrol ngalor ngidul tentang Naruto.

Ini wabah Naruto yang baru saya ketahui ketika Desember kemarin ada di Depok.

Yang menarik, saya amati ada satu wabah lagi rupanya yang sedang “panas-panasnya” di Indonesia.

Saat saya baru pulang ke rumah kemarin, ibu saya langsung menodong saya dengan sebuah buku novel bersampul krem, “Baca ini deh.” Adik saya malah sudah membaca yang bersampul hijau saat itu. Saya perhatikan, setiap 5 menit sekali, selalu saja dia mesem-mesem sendiri.

Saat saya sekeluarga mengunjungi rumah om dan tante di Rawamangun, saya dibuat setengah terkejut. Ibu saya ngobrol dengan tante tentang buku itu!

Eh, tiba-tiba adik saya ikutan nimbrung, “Wah, buku ini nggak bagus Tante, bisa ngasih ‘inspirasi’ yang nggak bener buat perempuan.” Tentu saja saya cuma dibuat terbengong-bengong—tidak tahu apa yang dibicarakan.

“Tapi paling seru ceritanya Furqan ya. Kasihan banget dia.” Kemudian obrolan berlanjut menarik. Ada argumen, ada tawa, ada senyum. Semuanya menandakan ke saya kalau buku itu menarik.

Terus terang, saya baru pertama kali mengamati ibu dan tante saya ngobrol membahas cerita cinta anak remaja. Lebih terkejut lagi saat tahu kalau ibu saya dapat novel itu dari tante saya. Oo, rupanya biangnya tante saya tho.

Saya jadi ingat, beberapa pekan sebelumnya saya sempat memberi hadiah novel dengan gampar sampul wanita bercadar ke seorang PLRT di KBRI atas titipan teman. Saya tidak menyangka kalau ternyata buku itu sudah terkenal sampai ke Mbak-Mbak itu. “Wah, saya udah lama nyari-nyari buku ini, Mas,” matanya berbinar “Kalau beli di toko buku kan mahal. Mau nyari pinjeman tapi jarang ada yang punya.”

Lalu, saya juga baru tahu kalau di Gramedia Padang bahkan stok buku-buku itu sudah habis. Sedang menunggu kiriman lagi. Ini saya ketahui saat teman saya yang asli Padang bercerita kalau dia juga “dipaksa” membaca buku itu oleh adiknya yang sudah jadi penggemar berat pengarangnya. Teman saya dari Cilacap konon katanya malalap buku itu semalaman suntuk.

Kesimpulan saya bulat. Ada yang sedang mewabah. Iya, tiba-tiba saja banyak orang yang membicarakan Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman El-Shirazy alias Kang Abik, dan juga dwilogi Ketika Cinta Bertasbih. Belum lagi Fahri, Azzam, Fadhil, dan Anna Althafunnisa. Popularitas Ayat-ayat Cinta kini terangkat lagi menyusul kabar bahwa novel itu difilmkan dengan judul yang sama.

Ketika pertama kali membaca Ayat-Ayat Cinta 2 tahun lalu, saya ingat begitu terkesannya saya dengan deskripsi kota Kairo yang dibawakan oleh Kang Abik. Latar sungai Nil di kota Alexandria, suasana keilmuan di Universitas Al-Azhar, dan juga bagaimana Kang Abik dengan ciamik melukiskan karakter orang Mesir yang keras tapi gampang luluh dengan ayat-ayat Quran. Dan mungkin yang paling membuat saya terkesan adalah tentang kebiasaan orang Mesir membaca Quran di Metro-nya mereka. Dulu ini sempat jadi topik obrolan anak-anak Rohis, seingat saya.

Karena memang jarang sekali budaya pop (entah film, kisah novel, atau apa pun) yang mengambil latar belakang Mesir dengan Al-Azharnya yang beredar di Indonesia, maka saya benar-benar merasa novel Ayat-Ayat Cinta saat itu memberi warna baru bagi orang Indonesia.

Tentang ceritanya yang bertema cinta, saya pribadi kurang begitu sreg dengan itu. Tapi hikmah dan pelajaran yang berceceran dari awal sampai akhir buku-buku Kang Abik—mulai dari Ayat-Ayat Cinta sampai Ketika Cinta Bertasbih—saya akui pantas diacungi jempol.

Mungkin seperti Naruto yang menyampaikan pelajaran tentang kerjasama tim di awal kisahnya. Kisahnya tentang Kakashi yang mengadakan tes awal untuk Naruto, Sasuke, dan Sakura. Mereka yang punya ego dan kepentingan masing-masing disuruh untuk bisa merebut lonceng yang diikatkan di pinggang Kakashi. Bisa ditebak, rupanya pelajaran yang sedang diuji adalah tentang kerjasama tim, bukan yang lain. Saya begitu terkesan saat itu. Kisahnya melekat.

Mungkin juga seperti pelajaran-pelajaran yang ada di Doraemon yang saya ingat sampai sekarang.

Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan Kang Abik memang tampaknya ingin menyebarkan hikmah lewat cara populer. Hikmah yang pop, barangkali. Dan saya akhirnya sadar bahwa Kang Abik pun rupanya sama uniknya dengan Naruto—walaupun beda gaya.

Dan saya merasakan itu. Lewat novel-novelnya, Kang Abik mengisahkan kehidupan orang-orang penghapal Quran yang jarang kita bayangkan; kisah orang-orang yang menikah tanpa pacaran sebelumnya; kisah orang-orang yang begitu tinggi semangatnya untuk menuntut ilmu; yang jelas kisah kehidupan orang-orang yang sangat jarang kita jumpai dalam budaya pop Indonesia sekarang, entah itu di TV, novel remaja, novel anak-anak, dan juga kehidupan sehari-hari tentunya.

Tidak sedikit yang termotivasi. “Aku benar-benar jadi termotivasi nih baca buku ini, “ ujar salah seorang teman saya yang membaca Ketika Cinta Bertasbih. Entah termotivasi untuk belajar, menikah, atau lainnya—saya tidak tahu. Tapi semoga motivasi yang positif.

Tidak hanya jadi sumber motivasi, saya yakin begitu banyak orang yang dari tidak tahu menjadi tahu karena membaca novel-novel Kang Abik. Terutama menjadi tahu karena penggalan-penggalan ilmu Islam, mulai sejarah hingga penggalan kaidah fikih, yang juga disampaikan dengan gayanya Kang Abik yang khas. Saya yakin jawaban Anna atas pertanyaan Cut Mala di buku pertama Ketika Cinta Bertasbih lebih lekat dan tidak mudah hilang dibanding bila kaidah fikih itu dijelaskan dalam forum yang lebih serius.

Singapore,
Kamis, 3 Januari 2007

Setelah lama nggak nulis, akhirnya …


Bahan bacaan:
Kisah di balik layar AAC I by Hanung Bramantyo
Ayat-Ayat Cinta made me stronger inside by Muna
AAC dan KCB 1 ada di Singapore Library lo. Cek di sini dan di sini

Labels: ,

14 Comments:

  • Quote:
    "Saya yakin jawaban Anna atas pertanyaan Tiara di buku pertama Ketika Cinta Bertasbih lebih lekat dan tidak mudah hilang dibanding bila kaidah fikih itu dijelaskan dalam forum yang lebih serius."

    Kayaknya yang nanya bukan Tiara deh Don, tp Cut Mala.

    Hahaha... gak penting.

    *salah satu 'korban' ketika cinta bertasbih juga

    By Blogger yoga.oksida, at 10:46 PM, January 05, 2008  

  • "Di lain kesempatan, saya juga sempat bertemu dengan sekelompok anak-anak yang beda umur. Ada seorang anak SMA kelas 1, seorang anak SMP, dan sisanya kebanyakan SD. Dan Naruto lah yang bisa membawa mereka yang beda-beda itu—juga termasuk saya—ke dalam satu frekuensi obrolan. Kalau diamati, mungkin saat itu terlihat begitu lucu. Anak SD sampai yang kuliah di tahun terakhir membentuk lingkaran dan ngobrol ngalor ngidul tentang Naruto."

    Hahaha... aku gak pernah sempet maen/ngobrol panjang tentang Naruto sama mereka, diajakin terus sih, ya cuma selalu aja bisa mengelak :D. Mungkin kalo udah ngikutin, bisa ketagihan juga. "Mas, pokoknya kalo pulang lagi, bawain maenannya Sasuke ya Mas!". Haha, anyway thanks to them I able to get those Naruto PS2 games, yang dimaenin di blok 65.

    “Aku benar-benar jadi termotivasi nih baca buku ini, “
    termotivasi untuk melakukan hal lebih baik, kalo aku gak salah denger, dan kalau kita 'ngomongin' orang yang sama :)

    By Blogger BiPu, at 11:39 PM, January 05, 2008  

  • sudah kembali menulis lagi nih kak?
    bola dan naruto, seru juga.

    By Blogger Martha-Happy, at 4:03 PM, January 07, 2008  

  • oh ya ampun pantesan kemaren ngomongin naruto terus. 2 minggu lalu tuh gua abisin baca naruto di kantor. haha.. oh tidak, hari ini terakhir ngantor, terakhir browsing2 internet geje, mulailah dengan meeting2 ria..

    By Anonymous Anonymous, at 4:51 PM, January 07, 2008  

  • subtle kalo kata anak ms mah. Eh sembarangan masukin ekspresi orang ke dalam tulisan

    By Blogger Iko, at 11:39 PM, January 08, 2008  

  • Hahaha....ikononya ngamuk
    *Proses baca dalam progres

    By Blogger Gita, at 9:09 PM, January 10, 2008  

  • @yoga.oksida:
    Haha, sorry agak lupa ceritanya. Corrected.

    @apranum:
    Coba ikutin Naruto lah. Asik kok.

    @martha-happy:
    Ya, alhamdulillah lagi ada ide, lagi ada waktu. Tapi ini tetep nggak njamin kalo aku akan update blog ini frequently lo, due to kesibukan final year :)

    @kristia:
    Hectic weeks await :)

    @ikono:
    Haha, biarin lah.

    @gita:
    Udah baikan kok :)

    By Blogger Radon Dhelika, at 7:10 AM, January 11, 2008  

  • sukses ya kak,urusan kuliahnya.

    By Blogger Martha-Happy, at 1:57 PM, January 11, 2008  

  • Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk Blogspot dengan installasi mudah. Salam!

    http://www.lintasberita.com/Lokal/Dari_Naruto_Sampai_Kairo/

    By Anonymous Anonymous, at 7:19 PM, January 11, 2008  

  • hhi, semester depan kan saya akan cuti krn pergi ke damaskus.. ibu sy bilang, "ntar bikin novel dgn setting syria ya kyk ayat-ayat cinta." halah halah.

    kalo sy trnyta bikin novel kyk gtu, beli ya kak? hha. =P

    By Blogger Azka Madihah, at 3:56 AM, January 22, 2008  

  • ahaha..saya suka naruto bang radz..
    kalo udah diskusi tentang naruto bisa panjang lebar deh..blm lagi spekulasi2 tentang kelanjutan jaran cerita..nice jga..:P, bang radon gmana?

    By Blogger Ecky A., at 10:40 PM, January 22, 2008  

  • @martha: makasih:)

    @azka: Damaskus itu rasanya nggak kalah eksotis buat diceritain dibanding Kairo deh. Bagus banget kalo bisa diceritain deskriptif model Andrea Hirata. Selamet nulis :)

    @eq: haha, suka juga lah. Tapi Jiraiya-nya udah mati sih ...

    By Blogger Radon Dhelika, at 9:38 PM, January 23, 2008  

  • ckckckck... akhirnya ada isi yang baru niy...

    waduh... mengingat ayat-ayat cinta, jadi inget. kuw baca tuh novel waktu masih diterbitkan sebagai cerbung di repu*****, kalo nggak salah. dari ceritanya siy, cukup keren banget lah... (sedikit tidak jelas logika menulisnya, hehehe). tapi, nggak tau deh filmnya segitu kerennya apa nggak. banyak yang pro, tapi nggak sedikit juga yang kontra ma niy film... belumsempet nonton siy... nunggu udah nggak populer lagi biar bisa nonton tanpa diganggu pendapat orang dari kanan-kiri...

    farah s
    m(n_n)m

    By Blogger -green(farah)jewel-, at 9:27 PM, February 29, 2008  

  • character like in naruto: naruto satsuke sakura lee hinako negi kakashi gaara
    naruto animation video and other at comtoon blog
    Naruto animation

    By Blogger Unknown, at 3:13 PM, March 17, 2008  

Post a Comment

<< Home