Delicate, Delightful, Delicious
~A Blog

Saturday, October 07, 2006

Ramadhan, Bulannya Semua Orang (2)

(Baca dulu "Ramadhan, Bulannya Semua Orang (1)")

Lalu, secara umum bagaimana rasanya Ramadhan di negara-negara lain? Abid, Muslim yang seumur hidup belum pernah puasa dan baru mencoba puasa di tahun ini, mengisahkan beberapa hal yang bisa kita jumpai selama Ramadhan di Dubai. Akan ada banyak pohon-pohon yang dihias sepanjang Ramadhan di Dubai. Gambar di kiri bawah adalah gambar makanan yang paling umum saat iftar di Dubai: dahi bhalla. Atau yang lebih umum lagi adalah kombinasi buah, kurma, dan pakoras, seperti di gambar di kanannya. Kalau di Indonesia kita sudah nggak asing dengan kolak pisang. Untuk orang Singapore, buka puasa tanpa bubur mungkin akan terasa hambar buat mereka.


Memang, rasanya luar biasa kalau membayangkan bahwa di waktu yang berdekatan dan saling susul menyusul, orang meneriakkan takbir saat sholat tarawih; yang satu di Singapore, satunya lagi di Masjid Faisal (gambar kiri bawah) di Islamabad, Pakistan. Ingat, bahwa di seluruh dunia kini ada nuansa Ramadhan. Semua—lebih tepatnya mayoritas—Muslim menikmati dan mengisinya dengan kegiatan-kegiatan. Mulai dari Muslim di ujung kota Rabat hingga Papua, mulai dari Islandia hingga Sydney. Kalau di Indonesia selalu ada bunyi kentongan atau teriakan "sahuur... sahuurrr" yang konon membuat anak Singapore terinspirasi, di masjid Nakhoda (gambar kanan bawah) di India selalu menyalakan lampu di puncak menaranya saat sahur dan buka puasa. Katanya agar orang di kejauhan tahu waktu untuk berbuka dan sahur.

Di Mesir, seperti yang dikisahkan Tom, di perempatan jalan yang sangat padat di pusat kota Kairo, akan ada orang yang siap sedia menyediakan kurma untuk supir-supir di dalam mobil yang terjebak macet tersebut. Sang sukarelawan biasanya juga memiliki botol-botol besar berisi air. Jadi, saat waktu Maghrib menjelang, dia mulai berjalan-jalan di sela-sela mobil yang merayap untuk membagikan apa yang dia punya.

Ada lagi sebuah proyek buka puasa akbar untuk orang miskin yang disebut oleh Tom sebagai proyek meja Tuhan atau “tables of God”. Ratusan restoran membagikan makanan secara gratis kepada ratusan ribu orang-orang paling miskin se-Kairo. Biasanya di atas meja yang panjang di tengah kota. Bahkan di sebuah jalan saja bisa ada 500 orang yang tersebar di 3 atau 4 lokasi. Kegiatan ini ada sepanjang Ramadhan, dikoordinir oleh grup-grup tertentu atau Masjid, dengan melibatkan banyak sukarelawan untuk pegaturan tempat, pemasakan makanan, dan lainnya. Sangat biasa di Kairo untuk menjumpai sebuah grup yang mencari 100 donor yang mau menyumbang uang senilai $175.

Seperti diukutip dari Yahoo! News, Ismael Mohammed berkomentar, “ini adalah hari-hari yang luar biasa buat kami. Sebulan dalam setahun, rasanya semua masalah terselesaikan." Ia adalah ayah dari 10 anak yang hanya hidup dari uang pensiun kecil dari Kementrian Kelistrikan.

Saya teringat perkataan seorang dosen yang mengajak ngobrol saya saat pameran Islamic Awareness Program di kampus. Saya yang saat itu menjaga stand yang berisi foto-foto arsitektur bangunan Islam di seluruh dunia didekati orang itu. “Ini gambar Blue Mosque di Turkey,“ ujar saya sembari mempersilahkan orang itu melihat-lihat poster-poster dan gambar-gambar yang ada.

Saya sudah berpikir untuk membawanya ke stand pembagian Quran terjemahan bahasa Ingris gratis ketika ia tersenyum. “Saya sudah pernah ke sana.” Saya sedikit terkejut. Ia malah melanjutkan kisahnya, “Blue Mosque sangat luar biasa; bangunan yang sangat bagus."

“Saya juga sudah pernah ke Mesir, ke Mongolia, Cina bagian utara—tempat Muslim Cina kebanyakan tinggal, dan beberapa negara Eropa. Terkadang, apa yang kita lihat di surat kabar atau TV nggak sesuai dengan yang kita saksikan dengan mata kepala sendiri,” kisah dari orang Chinese ini terus mengalir. Saya yang bahkan baru tahu tentang Blue Mosque di hari itu hanya seperti orang Jepang yang mendengarkan kisah-kisah orang lain sembari berucap, “a, sou desuka ...”—“oh, begitu ya ...”

Mengetahui kisah-kisah Ramadhan dari seluruh dunia tentunya juga menginspirasi kita. Setidaknya membuka wawasan tentang dunia-dunia Islam yang lain selain yang kita jumpai sehari-hari. Saya saja baru tahu setahun lalu kalau Kazakhastan sebenarnya adalah negara Muslim (mayoritas penduduknya Muslim—pen). Hal ini baru saya tahu saat kenalan dengan Daniyar, satu dari sedikit orang Kazakhstan di NTU. Hanya saja, menurut cerita dia, kebanyakan Muslim Kazakhstan—walaupun mengaku Muslim—sebenarnya hanya Muslim KTP yang jarang sholat. Daniyar sendiri bercerita kalau dia baru masuk Islam 3 tahun lalu. Tapi kini dia sudah puasa, dan beberapa kali ikut sholat Tarawih.

Selain itu juga dari kisah Hannah atau Daniel. Kisah Muslim di Dubai, di Mesir. Inilah mengapa banyak orang merindukan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat Allah. Tapi bulan itu kini sudah berlalu setengahnya.

Singapore,
Sabtu, 7 Oktober 2006,
14 Ramadhan 1427H


Sumber:
Ramadan Kareem, blog berisi tulisan orang-orang tentang pengalamannya bersama Ramadan
Blogging Ramadan, juga berisi kisah-kisah

Bahan Bacaan:
Idiot's Guide to Ramadan, bagus untuk mengetahui Ramadan dari kacamata orang non-Muslim
Hadits-hadits tentang puasa, dari blog Andri Setiawan (coba cari posting-postingnya selama Ramadhan)
Islam in Kazakhstan, Wikipedia

Labels: , ,

2 Comments:

  • Ass..hampir setiap hari saya baca blog yang ka Rdon tulis.Isinya bagus n special gak seperti kebnyakan blog2 yang orang tulis termasuk juga blog saya yang cuma nyeritain kejadian2 yang dialamin sehari-hari, tapi blog ini ngasih banyk informasi tentang pandangan kakak thadap suatu hal ato hal2 "berisi"yang kakak alamin yang bmanfaat buat yang baca.Terus nulis ya kak.

    By Anonymous Anonymous, at 11:08 AM, October 14, 2006  

  • Wa'alaikumussalam.
    Ya, makasih. Anyway, saya nggak pernah look down to bloggers lo. Blogger--apa pun isi blognya, tetap lebih spesial di satu sisi dibanding yang nggak punya blog.

    By Blogger Radon Dhelika, at 11:35 PM, October 16, 2006  

Post a Comment

<< Home